Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan bahwa investasi di wilayah Batam-Bintan-Karimun (BBK). Telah mencapai 4,67 miliar dolar AS, yang setara dengan sekitar Rp78,38 triliun (dengan kurs Rp16. 787 per dolar AS).

Jumlah total ini berasal dari Batam yang berhasil mendapatkan investasi sebesar 3,26 miliar dolar AS. Pada 2024, dan untuk Bintan serta Karimun. Masing-masing memperoleh investasi sebesar 118,3 juta dolar AS dan 1,29 miliar dolar AS.

“Di area ini terdapat 180 proyek prioritas, mencakup sektor-sektor strategis seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung,” tutur Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin dalam pernyataannya CVTOGEL di Jakarta pada hari Rabu.

Dalam pertemuan forum 17th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK). Dan kawasan ekonomi khusus lainnya di Indonesia yang diadakan pada Senin (14/4). Rudy menjelaskan bahwa kawasan BBK juga menyimpan lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Termasuk KEK Nongsa yang sedang dibangun sebagai pusat data dan teknologi digital.

Proyek-proyek infrastruktur pendukung seperti pusat data, sistem pengolahan air, dan perluasan kawasan sedang berjalan. Dengan dukungan dari berbagai investor asing yang telah menunjukkan kesepakatan mereka.

Mengenai mobilitas para investor, Rudy menambahkan bahwa Indonesia telah menuntaskan masalah visa. Bagi pelaku usaha ASEAN dan meluncurkan skema Visa Multiple Entry untuk memudahkan perjalanan bisnis antar negara.

Langkah ini dianggap esensial untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah dalam arus kunjungan bisnis.

Dalam hal konektivitas, BP Batam sedang mempersiapkan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar menjadi pelabuhan transshipment internasional. Kerjasama dengan operator pelabuhan internasional dari Singapura adalah salah satu fokus yang akan dijalankan pada tahun 2025.

Dalam pertemuan dengan Chairman EDB Singapura Png Cheong Boon, beberapa topik yang didiskusikan termasuk kemajuan kebijakan dan investasi di kawasan BBK, dukungan untuk KEK, transformasi digital, serta penyelesaian masalah mobilitas dan konektivitas antara BBK dan Singapura.

Sejak pertemuan terakhir pada Januari 2024, kerjasama BBK kini berfokus pada empat kluster utama, yakni lingkungan bisnis, promosi investasi, sektor industri, dan pengembangan kapasitas.

Hingga akhir tahun 2024, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan penting seperti Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 mengenai Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK, Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Pembangunan KPBPB BBK, serta Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 mengenai Penataan Penyediaan Lahan di KPBPB Batam.

“Regulasi ini menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK,” ungkap Rudy.

Kedua belah pihak menegaskan pentingnya kelanjutan kerjasama dan penguatan lembaga untuk menghadapi tantangan global yang semakin rumit, termasuk dampak dari kebijakan proteksionisme dan tekanan geopolitik terhadap rantai pasokan global.

“Dalam konteks ketidakpastian ekonomi global yang meningkat pada 2025, peran Working Group BBK menjadi semakin vital sebagai platform koordinasi kebijakan yang responsif dan adaptif,” jelas Rudy.

Rudy juga menekankan perlunya momen baru dalam kerjasama Indonesia-Singapura, bersamaan dengan adanya reorganisasi lembaga dan struktur baru di Indonesia.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara semua pihak dan membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih kuat di masa mendatang.

Sementara itu, Chairman Png Cheong Boon menyatakan bahwa masih ada potensi besar yang bisa terus dikembangkan dari kerjasama antara kedua negara.

“Kami melihat potensi besar Nongsa sebagai titik penting dalam ekosistem digital kawasan. Oleh karena itu, pengembangan dan penguatan regulasi sangatlah penting untuk meningkatkan daya tarik investasi,” tutur Chairman Png Cheong Boon.