Mataram – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memberikan 37 rekomendasi untuk pengiriman sebanyak 8. 000 sapi guna memenuhi permintaan yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

“Kami telah menerbitkan 37 rekomendasi untuk 37 perusahaan dan jumlahnya mencapai 8. 000 sapi,” jelas Kepala Disnakeswan NTB, Muhamad Riadi, pada keterangan di Mataram, Sabtu.

Riadi menyatakan bahwa pengiriman ribuan sapi ini dilakukan melalui Pelabuhan Gili Mas yang terletak di Kabupaten Lombok Barat. Proses pengiriman dibagi menjadi beberapa kali keberangkatan untuk memastikan distribusi sapi dapat berjalan dengan baik.

Dia berharap semua distribusi akan selesai sebelum Idul Adha 1446 Hijriah, yang diprediksi jatuh pada 6 Juni 2025.

“Kira-kira akan ada tiga atau empat kali keberangkatan. Kami berharap semua sapi sudah terangkut sebelum Idul Adha,” ucap ANGKARAJA Riadi.

Saat ini, Pelabuhan Gili Mas mengalami kepadatan yang cukup tinggi, dengan 90 truk tronton. Yang mengangkut sapi tertahan sementara menunggu jadwal berangkat. Setiap truk dapat mengangkut antara 25 dan 30 sapi, tergantung pada ukuran dan bobot hewan tersebut.

Kepadatan ini muncul karena adanya batasan pada kapasitas angkut kapal yang diatur oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di Lembar.

Dalam sekali pengiriman, kapal hanya bisa mengangkut maksimal 55 tronton. Keberangkatan yang dilakukan setiap dua hari sekali memerlukan pengaturan jadwal yang ketat.

Menanggapi situasi ini, Disnakeswan NTB bekerja sama dengan asosiasi pengusaha ternak serta KSOP untuk merancang strategi distribusi. Salah satu langkah yang diambil adalah memisahkan rute pengiriman berdasarkan wilayah asal.

“Saya sudah ada kesepakatan bahwa dari Bima di Pulau Sumbawa akan dikirim 40 tronton ke Pelabuhan Gilimas di Pulau Lombok. Sisanya akan dikirim dari Sumbawa dan Dompu sebanyak 15 tronton,” terang Riadi.

Dia juga menambahkan bahwa meskipun ada kesepakatan teknis, pelaksanaannya seringkali tidak sesuai dengan rencana.

Sejak 16 dan 17 April 2025, truk dari berbagai wilayah berangkat bersamaan menuju pelabuhan, dan ini menyebabkan tumpukan di sana.

Saat ini, terdapat 90 tronton yang menunggu untuk berangkat. Sebelumnya, sebanyak 46 tronton sudah bertolak, dan 15 tronton lainnya akan berangkat setelah Idul Fitri.

Riadi menyoroti bahwa penumpukan hewan yang berlangsung lama menimbulkan kekhawatiran terkait kesehatan sapi, apalagi dalam cuaca panas yang ekstrem. Untuk mengurangi risiko penyakit dan stres pada hewan, Disnakeswan NTB telah mengirimkan tim dokter hewan ke lokasi tersebut.

Tim medis secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap vitalitas hewan, seperti suhu tubuh, nafsu makan, dan aktivitas gerak mereka. Protokol biosekuriti juga diterapkan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Disnakeswan NTB juga menyiapkan tim medis untuk memantau kondisi sapi. Jika ada hewan yang memerlukan pengobatan atau perawatan khusus, mereka akan segera ditangani di lokasi.

Selain isu kesehatan, penyediaan air minum menjadi tantangan lain di Pelabuhan Gili Mas. Dengan ribuan sapi yang terjebak, kebutuhan air menjadi sangat besar, jauh melebihi kapasitas yang bisa disediakan pelabuhan.

Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Polres Lombok Barat. Turut membantu dengan mendatangkan truk tangki yang membawa air bersih ke lokasi.